Kewajiban Mendirikan Shalat Ini
Demikian Jelasnya Di Dalam Al Qur’an Dan As Sunnah Serta Ijma’ Ulama. Allah
Berfirman:
“Dan Dirikanlah Shalat,
Tunaikanlah Zakat, Dan Rukuklah Bersama Orang-Orang Yang Rukuk.” (Al Baqarah:
43)
“Padahal Mereka Tidaklah Disuruh
Kecuali Supaya Menyembah Allah Dengan Memurnikan Keta’atan Kepada-Nya Dalam
(Menjalankan) Agama Yang Lurus, Dan Supaya Mereka Mendirikan Shalat, Dan
Menunaikan Zakat; Dan Yang Demikian Itulah Agama Yang Lurus.” (Al Bayyinah: 5)
Rasulullah Bersabda: “Shalatlah
Kalian Sebagaimana Kalian Melihat Aku Shalat.” (HR. Al Bukhari)
Keutamaan Shalat
Shalat Yang Kita Kerjakan Dapat
Mencegah Dari Perbuatan Keji Dan Munkar. Hal Ini Bisa Diraih Jika Seorang Hamba
Benar-Benar Meniatkan Di Dalam Hatinya, Menjalankan Rukun Dan Syaratnya,
Khusyu’ Dan Membersihkan Jiwanya (Dari Setiap Perkara Yang Dapat Menghilangkan
Kekhusyu’an), Meningkatkan Iman, Benar-Benar Punya Ghirah (Semangat) Untuk
Melaksanakan Kebaikan Dan Menjauhi Kejelekan; Berkesinambungan Dalam
Melaksanakan Hak-Hak Shalat, Maka Tercegahlah Ia Dari Perbuatan Keji Dan
Munkar. (Taisirul Karimirrahman Hal. 632)
Lebih Dari Itu Shalat Merupakan
Rukun Kedua Dari Lima Rukun Islam. Sebagaimana Hadits Ibnu Umar Yang
Diriwayatkan Al Bukhari Dan Muslim, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam
Bersabda:
“Islam Dibangun Di Atas Lima
Rukun, Bersaksi Tiada Sesembahan Yang Berhak Diibadahi Melainkan Allah Dan
Muhammad ? Adalah Utusan Allah, Mendirikan Shalat, Menunaikan Zakat, Berhaji,
Dan Bershaum Di Bulan Ramadhan.”
Ia Pun Dapat Menjaga Darah Dan
Harta Seseorang, Sebagaimana Sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam:
“Aku Diperintah Untuk Memerangi
Manusia Sampai Mereka Bersaksi Bahwa Tiada Sesembahan Yang Benar Kecuali Allah
Dan Muhammad Adalah Utusan Allah, Menegakkan Shalat Dan Mengeluarkan Zakat.
Apabila Mereka Telah Melakukannya Maka Mereka Telah Menjaga Darah Dan Hartanya
Dariku Kecuali Dengan Haknya, Sedangkan Hisab Mereka Di Sisi Allah.”
(Muttafaqun ‘Alaihi).
Demikian Pula Shalat Merupakan
Amalan Pertama Yang Dihisab Di Hari Kiamat, Jika Shalatnya Baik Maka Ia Akan
Sukses, Dan Bila Shalatnya Rusak Maka Ia Akan Merugi, Sebagaimana Hadits Abu
Hurairah Yang Diriwayatkan Abu Dawud Dan Dishahihkan Oleh Asy Syaikh Al Albani
Dalam Shahihul Jami’ No. 2571.
Ancaman Meninggalkan Shalat
Allah Berfirman:
“Maka Datang Sesudah Mereka,
Pengganti (Yang Jelek) Yang Menyia-Nyiakan Shalat Dan Mengikuti Hawa Nafsunya,
Maka Mereka Kelak Akan Menemui Kesesatan.” (Maryam: 59)
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasalam Bersabda:
”Perbedaan Antara Kami Dengan
Mereka (Orang-Orang Kafir) Adalah Shalat, Barangsiapa Yang Meninggalkannya Maka
Ia Telah Melakukan Kekafiran.” (H.R At Tirmidzi, Dan Dishahihkan Oleh Asy
Syaikh Al Albani Dalam Shahihul Jami’ No. 4143)
Hukum Meninggalkan Shalat
Ulama Bersepakat Barangsiapa
Meninggalkan Shalat Dengan Sengaja Dan Mengingkari Kewajibannya Maka Ia Telah
Kafir Keluar Dari Agama Islam. Akan Tetapi Mereka Berbeda Pendapat Bagi Siapa
Yang Meninggalkannya Karena Malas, Tersibukkan Dengan Urusan Dunia, Sementara
Dia Masih Berkeyakinan Akan Kewajibannya.
Pendapat Pertama: Sebagian Ulama’
Berpendapat Ia Kafir, Telah Keluar Dari Agama. Ini Adalah Pendapat Umar Bin Al
Khaththab, Abdurrahman Bin Auf, Mu’adz Bin Jabal, (Dan Beberapa Sahabat Yang
Lainnya), Al Imam Ahmad Dan Lain-Lain. Mereka Berdalil Dengan Firman Allah:
“Apakah Yang Memasukkan Kamu Ke
Dalam Saqar (Neraka). Mereka Menjawab: ‘Kami Dahulu Tidak Termasuk Orang-Orang
Yang Mengerjakan Shalat…” (Al Muddatstsir: 42-43) Dan Juga Sabda Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasalam Dari Sahabat Jabir Bin Abdillah:
“Sesungguhnya Pembeda Seorang
Muslim Dengan Kesyirikan Dan Kekafiran Adalah Meninggalkan Shalat” (HR. Muslim)
Pendapat Kedua: Sebagian Mereka
Mengatakan Bahwa Ia Masih Muslim, Belum Keluar Dari Agama. Ini Adalah Pendapat
Jumhur Ulama Dahulu Dan Sekarang, Diantaranya Al Imam Malik, Asy Syafi’i, Abu
Hanifah Dan Yang Lainnya. Mereka Berdalil Dengan Firman Allah:
“Sesungguhnya Allah Tidak
Mengampuni Dosa Mempersekutukan (Sesuatu) Dengan Dia, Dan Dia Mengampuni Dosa
Dibawah Syirik Bagi Siapa Yang Di Kehendaki-Nya.” (An Nisaa’: 116) Juga Sabda
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam:
“Ada Lima Shalat Yang Allah
Wajibkan Kepada Hamba-Hamba-Nya, Maka Barangsiapa Menunaikannya, Niscaya Dia
Mempunyai Perjanjian Dengan Allah Untuk Dimasukkannya Ke Dalam Jannah, Dan
Barangsiapa Yang Tidak Melaksanakannya Maka Dia Tidak Mempunyai Perjanjian
Dengan Allah. Jika Allah Menghendaki Niscaya Dia Akan Diadzab, Dan Jika Allah
Menghendaki Yang Lainnya, Maka Dia Dimasukkan Ke Dalam Jannah.” (HR. Ahmad Dan
Malik, Lihat Shohihul Jami’ No. 3238)
Berkata Asy Syaikh Al Albani;
“Pendapat Yang Benar Adalah Pendapat Jumhur…” (Diringkas Dari Kitab Qawaa’id Wa
Fawaa’id Hal. 55-57, Dengan Beberapa Tambahan) (Maksudnya Pendapat Yang Kedua,
Red)
Nasehat Dan Ajakan
Setelah Kita Mengetahui Kedudukan
Shalat Dan Keutamaannya, Serta Ancaman Allah Dan Rasul-Nya Terhadap Orang-Orang
Yang Meninggalkannya, Maka Marilah Kita Merenung Sejenak…. Mengintrospeksi Diri
Kita Masing-Masing, Apakah Kita Telah, Menunaikannya Dengan Sebaik-Baiknya?
Ataukah Diantara Kita Masih Ada
Yang Bolong-Bolong… Sehari Hanya 2 Atau 3 Kali, Atau Hanya Seminggu Sekali
(Shalat Jumat) Atau Hanya 2 Kali Dalam Setahun (Shalat 2 Hari Raya)…?!
Introspeksi Diri Dalam
Permasalahan Ini Sangatlah Penting, Karena Hakekat Tujuan Diciptakannya Kita Di
Dunia Oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala Adalah Untuk Beribadah, Allah Berfirman:
“Dan Tidaklah Aku Ciptakan Jin
Dan Manusia Melainkan Untuk Beribadah Kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56).
Terlebih Lagi, Kehidupan Dunia
Adalah Kehidupan Yang Sementara, Tempat Untuk Beramal Dan Mendekatkan Diri
Kepada Allah. Bila Masing-Masing Dari Kita Meninggal Dunia, Maka Tidak Ada Lagi
Kesempatan Untuk Beramal… Kemudian Di Hari Kiamat, Masing-Masing Dari Kita
Dimintai Pertanggungjawaban Atas Apa Yang Telah Kita Kerjakan…
Wahai Saudaraku, Marilah Kita
Berbenah Diri… Yang Sudah Baik Kita Tingkatkan Dan Yang Kurang Harus Kita Tutup
Dan Perbaiki, Dengan Senantiasa Berpegang Dan Kembali Kepada Al Qur’an, As Sunnah
Dengan Pemahaman Para Sahabat Serta Para Imam Yang Mengikuti Jejak Mereka.
Semoga Dengannya Kita Digolongkan
Ke Dalam Hamba-Hamba Allah Yang Diridhoi Dan Disayang-Nya.. Amin Ya Rabbal
‘Alamiin… Wallahu A’lam.